Video kericuhan antara massa dan polisi di depan kantor Pertanian Kabupaten Bima.
BIMA-Kericuhan mewarnai aksi unjuk rasa ratusan warga tani, mahasiswa dan polisi di depan Kantor Pertanian Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat pada senin (17/08) siang. Salah seorang diantara massa terpaksa digelandang ke Mapolres Bima Kota lantaran menghina Intitusi Kepolisian saat berorasi.
Sontak saja, polisi yang tengah mengamankan jalannya unjukrasa tiba tiba marah dan hendak membubar paksa massa dengan mengeluarkan tembakan ke udara. Beberapa massa aksi pun terpaksa lari kocar kacir setelah sejumlah anggota polisi lainnya ikut mengeluarkan tembakan ke udara.
Aksi kericuhan antara massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tani Lambu (artal) dan kepolisian setempat, terjadi di depan kantor Pertanian Kabupaten Bima. seorang massa aksi yang dinilai provokator tersebut akhirnya ditarik dari atas mobil pick up dan digelandang ke kantor Mapolres Bima Kota untuk diamankan.
Tak lama, kericuhan ini pun dapat diredamkan kembali. Massa yang mengatasnamakan warga tani di kecamatan lambu, juga kembali berkonsentrasi di depan kantor pertanian sembari menunggu perwakilannya yang sedang menggelar audiensi dengan pihak dinas setempat.
Dalam aksinya, massa menuntut pemerintah dan pihak dinas terkait agar bisa menstabilkan harga bawang merah sesuai standar acuan harga bawang merah berdasarkan peraturan Mendagri nomor 27 tahun 2017.
“Dengan anjloknya harga bawang merah di bima yang hanya Rp 4000 per kilogram saat ini, petani sangat merugi. Terlebih, harga bawang merah yang terlalu murah dinilai tak sepadan dengan tingginya harga obat obatan serta pupuk terutama sekali perawatan pestisida” tutur korlap aksi, Syahrul Ramadhan, saat diwawancarai usai menggelar pertemuan dengan pihak dinas pertanian.
Dalam aksinya, massa menuntut pemerintah dan pihak dinas terkait agar bisa menstabilkan harga bawang merah sesuai standar acuan harga bawang merah berdasarkan peraturan Mendagri nomor 27 tahun 2017.
“Dengan anjloknya harga bawang merah di bima yang hanya Rp 4000 per kilogram saat ini, petani sangat merugi. Terlebih, harga bawang merah yang terlalu murah dinilai tak sepadan dengan tingginya harga obat obatan serta pupuk terutama sekali perawatan pestisida” tutur korlap aksi, Syahrul Ramadhan, saat diwawancarai usai menggelar pertemuan dengan pihak dinas pertanian.
Sementara itu, lanjut syahrul, berdasarkan spesifikasi standar harga bawang merah ditingkatan petani pertama yang sudah ditetapkan oleh Mentri Perdagangan Dalam Negeri yakni konde basah Rp 15.000 per kilogram, konde askip Rp 18. 300 per kilogram dan rogol askin Rp 22. 500 per kilogram.
“Artinya standar minimal dan maksimal harga bawang merah ditingkatan petani per 100 kg sebesar Rp 1.500.000 sampai dengan Rp 2.500.000”. pungkasnya
selain itu pula, massa juga meminta agar pemerintah mengawasi obat obat pertanian baik subsidi maupun non subsidi dan memaksimalkan pendistribusian pupuk sesuai kebutuhan petani serta stabilkan harga pupuk sesuai harga HET. (Tim liputan)