Jakarta,Taroainfo.Com - Pelestarian budaya dalam kehidupan tradisional, semakin hari semakin terpinggirkan. Anak anak muda di jaman milenial lebih suka dengan hal hal yang instan semacam tiktok atau dance hip hop ala ala korea.
Padahal dibalik semua itu, banyak hal pelajaran penting yang bisa di ambil hikmahnya tentang pelestarian budaya tradisional. Seperti halnya tari Jaipong, tari ini juga bisa menjadi kegandurngan anak anak remaja bila dikemas dengan baik dan bisa disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Bahkan berbagai pristiwa dari tari tradisional yang dianggap mistis, bisa di rubah dengan genre yang disukai anak anak muda, dan bisa menjadi alat penguatan promosi budaya di berbagai daerah yang ada.
Untuk menguatkan peran budaya di kalangan pemuda, Pena Media Cinema membuka kesempatan kepada anak anak muda untuk terlibat dalam pelestarian budaya dalam bentuk cinematografhi dan visualisasi sebagai Film yang penuh motivasi, syarat dengan kritik yang tajam pada penguasa.
Produser Pena Media Cinema, Januardi mengakui dirinya telah menggandeng Sutradara Roy Wijaya dalam penggarapan Film nya yang berjudul "Arwah Nyai Jaipong" Film heroik yang banyak menghadirkan bulu kuduk merinding ini, akan dikemas secara apik oleh Sutradara asal Bandung, dengan menceritakan seorang cewek yang secara tiba-tiba kesurupan makhluk gaib dan menari layaknya seorang penari Jaipong.
"Ini adalah sebuah tradisi, yang harus ditepis dengan baik, agar kelak tradisi tari Jaipong bisa benar benar kembali ke marwahnya sebagai tarian adat sunda yang sangat di banggakan,"ungkap Januardy, kepada wartawan di Karwang, Minggu 27 Desember 2020.
Menurutnya, Ketika seseorang kesurupan makhluk gaib, biasanya korban tak akan bisa merasakan maupun mengendalikan tubuhnya secara normal. "Kisah mistis semacam ini sudah menjadi rahasia umum,"tandasnya.
Sementara itu, Sutradara Roy Wijaya mengakui, sebagai penulis dari cerita itu, bahwa kejadian mistis yang memperlihatkan seorang perempuan sedang mengalami kesurupan makhluk tak kasat mata, bermula dari dimulainya Irama gendang menyuguhkan nuansa rancak.
Malam kian mengepakkan sayapnya. Di atas panggung, Bentang Parahyangan seorang gadis melenggang lenggokkan tubuhnya, meliuk. Ekspresi wajahnya yang medok berpulas make up dan bersanggul besar dengan mahkota tiara di atas keningnya begitu mengundang.
"Wanita itu, akan Tersenyum, memainkan mata bulatnya yang masih terlihat indah dan hidup, di usianya yang sudah menginjak dua puluh limaan. Seringkali memutar dan memainkan pinggul biolanya dengan liukkan yang mengundang sorakan riuh penonton,"ungkap Roy.
Awal itulah, kata Roy, biasanya mistis mulai muncul, karena di bawah panggung, para lelaki yang ngibing dengan memegang gepokan duit di tangan, saling berebut memberi saweran. Tentu saja, melihat penggemarnya yang saling berebut, maka sang penari makin beringas meliukkan tubuh sintalnya dan lupa pada jati dirinya hingga roh jahat memasuki raganya.
"Semua mata lelaki tak kuasa, melihat Liukan gadis sintal seperti itu di atas panggung. Bergoyang sensual dalam irama jaipong. Gerak-geriknya begitu penuh daya pikat. Membuat para lelaki kehilangan akal dan menaburkan uangnya di atas panggung, sehingga banyak juga laki laki yang kesurupan,"bebernya.
Sumber : Reportase.news,"(MR-02/Red).