Jawa barat,Taroainfo.Com - Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman Serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.
Ketua DPW MOI Jabar, Rd. Satria Santika merasa ada hal yang kurang beres pada kinerja Kabid Gakda Satpol PP Garut. Jika melihat dan membaca Surat Edaran Bupati Garut Nomor 443.1/11816/ Kesra tentang Pelarangan Perayaan Tahun Baru dan Pencegahan Kerumunan Massa Dalam Upaya Pencegahaan Corona Virus Desiase-19, maka jelas sekali yang bersangkutan tidak melakukan tugas dan fungsinya, Jum'at (25/12/2020).
"Beberapa hal yang janggal yang saya temui di lapangan pelaksanaan razia protokol kesehatan yang dilaksanakan tidak secara humanis, Contohnya: orang makan disuruh pakai masker. Ini satu hal yang istimewa sekali, gimana masuknya makanan jika mulut tertutup masker,"tutur Satria ini saya lihat dengan mata kepala sendiri.
Lain lagi terkait dengan Operasi Miras, ada pedagang melaporkan bahwa razia miras penuh dengan "keanehan", barang sitaan yang jumlahnya 400 botol setelah pemiliknya mengecek di kantor Satpol PP jumlahnya sudah berkurang, nah selisihnya ada dimana,"ucap Satria mengutip kata pedagang yang disita jualannya.
Keganjilan juga terjadi semalam Kamis (24/12/2020) dan sudah beredar video di Whatsapp group para wartawan, terjadi kerumunan massa di salah satu tempat kopi yang nota bene hanya berjarak 200 meter dari kantor Satpol PP, kenapa tidak dibubarkan padahal sebelumnya Satpol PP Garut merazia warung makan, hal yang demikian kiranya dapat menjadi perhatian dari Bapak Bupati Garut, ungkap Ketua DPW MOI Jabar.
Juga dalam penelusuran semalam oleh Ketua DPW MOI Jabar, ternyata dalam merazia ada kode tertentu yang di pakai jika Satpol PP turun melakukan Operasi. Kode tersebut dengan tanda bunyi Klakson, jika klakson berbunyi satu kali berarti Patroli Biasa, klakson berbunyi dua kali berarti tanda hati-hati, klakson berbunyi tiga kali tanda opersai dilakukan bersama pihak Kepolisian, info ini didapat dari pedagang yang sering melakukan penyetoran baik itu berupa uang atau rokok, jelas Satria Santika.
"Sepertinya, Bupati Garut harus mengevaluasi kinerja Kabid Gakda Garut tersebut,"pungkasnya.
Kabid Gakda Garut saat di konfirmasi tentang hal diatas hanya mengatakan itu sudah dipatroli dan semua taat aturan, melalui pesan singkat Whatsapp.(Release/MR-02/Red).