Pertemuan Aksi Konvergensi Stunting Kabupaten Bima Hasilkan 11 RTL
Bima,Taroainfo.Com - Sesi akhir Rapat Evaluasi Pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Penanganan Stunting Tingkat Kabupaten Bima Tahun 2020, Selasa (15/12/202). Diaula Hotel Lila Graha Kota Bima menghasilkan sejumlah rekomendasi Rencana Tindak Lanjut (RTL), yaitu validasi data hasil pengukuran balita stunting harus melibatkan aparat desa, Kepala Desa, Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Ketua RT/RW.
Peserta juga menyepakati rekomendasi, dimana KPM diharapkan terlibat aktif terutama dalam Membantu akselerasi pemutakhiran aplikasi online pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM). Juga perlunya pelatihan peningkatan kapasitas SDM penginput e-PPGBM. Selain itu disepakati pula mulai tahun 2021 memastikan 5 paket layanan stunting diterima oleh sasaran dan difasilitasi DPMD dan Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TAPSD).
Disamping itu, mulai tahun 2021, dilakukan pengembangan sistem informasi desa (SID) oleh desa yang difasilitasi DPMD, Bappeda, Kominfo dan KOMPAK. Demikian halnya Sistem Informasi Posyandu (SIP) Online direncanakan mulai diterapkan Tahun 2021.
Sementara Untuk meningkatkan cakupan desa menerapkan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang baru mencapai 18% dari jumlah desa melalui APBD bisa dilaksanakan secara mandiri oleh desa melalui ADD, juga optimalisasi kegiatan Rakorcam dan Rakordes untuk menyampaikan dan menyelaraskan kegiatan dan anggaran.
Aspek lain yang disepakati sebagai RTL, yaitu perlunya melibatkan TP-PKK kecamatan-desa dalam kegiatan pelayanan kesehatan didesa. khususnya Posyandu dan optimalisasi peran Pokja Posyandu desa dalam pencegahan dan penanganan stunting ditingkat desa. Demikian halnya sinkronisasi waktu kegiatan lintas OPD pemangku kegiatan stunting.
Dihadapan 100 peserta yang berasal dari pejabat Perangkat Daerah terkait, Camat, Kepala Desa, Para Kepala Puskesmas, Koordinator Gizi dan pengelola data gizi dari 21 Puskesmas Se-Kabupaten Bima. Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bima, Dr. H. Ganis Kristanto menekankan pentingnya koordinasi lintas sektoral dalam aksi penanganan stunting.
"Penanganan stunting ini merupakan kegiatan lintas sektoral yang tidak bisa diobati, tapi bisa dicegah dan semua pihak mempunyai peran untuk mencegah gagal tumbuh anak,"Ungkapnya.
Dr. Ganis yang menutup seluruh rangkaian pertemuan tersebut kembali menekankan pentingnya para tenaga kesehatan, khususnya yang mengabdi dipuskesmas hingga tingkat desa untuk mensosialisasikan pentingnya menerapkan Gerakan 3 M dimasyarakat agar Pandemi Covid-19 bisa ditangani dengan baik,"Tutupnya. (MR-01).