Iklan

Iklan

Wabub Bima, "Penanganan Stunting Perlu Kolaborasi

Editor
6/30/21, 19:49 WIB Last Updated 2021-06-30T12:49:53Z


Wabub Dahlan.


BIMA, TAROAINFO.COM- Rembuk stunting Kabupaten Bima tahun ini yang mengangkat tema, "Wujudkan Konvergensi Stunting Melalui Kolaborasi dan Koordinasi Multipihak" dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Bima Drs. H. Dahlan M. Noer berlangsung di aula Kantor Bupati Bima. Rabu (30/6) 


Wabup didampingi Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappeda Kabupaten Bima H. Fahrudin S.Sos, M.Ap, Kepala Dinas Kesehatan dr. H. Ganis Kristanto, Kepala DPMD Tajudin SH, M.Si dan  Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bima Hj. Rostiati Dahlan S.Pd dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi penanganan stunting.

                

Untuk memastikan konvergensi stunting berjalan dengan baik, maka kerjasama yang  baik antara semua elemen merupakan prasyarat penting yang harus dipenuhi. 

                 

"Jika kualitas pendidikan di daerah kita bagus, maka dengan sendirinya kualitas SDM juga akan menjadi bagus. Karena itu,  saya sangat mengharapkan agar semua pihak bahu-membahu dalam menangani stunting ini". Terang Wabup.

                     

Dalam penanganan stunting, aspek penting yang harus diperhatikan adalah pelayanan dasar seperti sektor pendidikan dan kesehatan, karena stunting terkait dengan kualitas sumber daya manusia dan aspek ekonomi yang perlu ditingkatkan.

                     

Mengingat salah satu faktor penyebab stunting adalah  kasus kekurangan gizi. Maka  peran orang tua dalam memberi asupan gizi kepada anak sangat penting. Dengan demikian maka edukasi oleh Pemerintah melalui instansi terkait, baik Dinas Kesehatan, Bappeda DPMD dan Camat harus terus dilakukan". Tandas Dahlan.

                  

Kasi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Tita Masitha M.Si menjelaskan, "Rembuk ditujukan bagi upaya optimalisasi pencegahan dan penanganan stunting pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), khususnya  melaksanakan Rembuk Stunting (#Aksi 3) Kegiatan Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Bima yang mengundang 50 peserta  tatap muka dan 50 peserta tatap maya (virtual).

            

Dikatakan Tita, Peserta  rembug tatap muka adalah kepala perangkat daerah terkait penanganan stunting, 9 orang camat dan 30 kepala desa lokus stunting. Sedangkan para peserta tatap maya (virtual) yaitu pejabat terkait penanganan stunting di tingkat regional dan provinsi NTB, pejabat eselon III dan IV perangkat daerah  dan para kepala Puskesmas Se- Kabupaten Bima.

              

Setelah dilakukan penandatanganan komitmen bersama penanggulangan stunting dilanjutkan dengan diskusi panel rembuk stunting yang dipandu oleh Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Bappeda Raani Wahyuni ST, MT, M.Sc yang menampilkan empat orang Narasumber.

            

Dalam Diskusi penel tersebut, Plt.  Kepala Bappeda Kabupaten Bima H. Fahrudim S.Sos M. Ap  mengulas tema Upaya Konvergensi  Stunting melalui Kolaborasi dan Koordinasi Multipihak dalam Kerangka Kebijakan Daerah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Dr. H. Ganis Kristanto memaparkan  Gambaran Penanganan Stunting di Kabupaten Bima.

            

Dua orang narasumber lainnya yaitu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bima Hj. Rostiati Dahlan S.Pd menguraikan tentang Peran Dasawisma Dalam Pencegahan Stunting di Posyandu dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tajudin SH, M.Si mempresentasikan Peran Desa dalam Pencegahan Stunting di Desa.

*Taroa-01


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Wabub Bima, "Penanganan Stunting Perlu Kolaborasi

Terkini

Topik Populer

Iklan