Iklan

Iklan

Kreatif, Literasi Zero Waste Ubah Sampah Jadi Emas

Editor
7/28/21, 14:19 WIB Last Updated 2021-07-28T07:36:46Z


Foto Saat Acara Workshop dan Pelatihan Literasi Zero Waste di Ponpes Al-Istiqomah Nahdlatul Wathan Dasan Poto. (27/7/2021)


LOMBOK TIMUR, TAROAINFO.com- Persoalan Sampah di NTB cukup menyita perhatian kita, bagaimana tidak setiap harinya satu orang bisa memproduksi sampah 2 - 3 Kg perhari. Sumber sampah paling banyak adalah dari Sampah rumah tangga yaitu sebanyak 62 %, pasar tradisional 13%, pusat perniagaan 7 % , kawasan 4 % , fasilitas Publik 3% dan lainnya 6 %.ungkap Firmasyah (Kabid Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLHK- NTB) saat menyampaikan Materi di acara Workshop dan Pelatihan Literasi Zero Waste di Ponpes Al-Istiqomah Nahdlatul Wathan Dasan Poto. (27/7/2021)


Di tahun 2020 pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat sudah menangani sampah sebanyak 37.63% sedangkan yang belum tertangani sekitar 62.37%, maka dari itu pemerintah berharap masyarakat ikut berpartisipasi dalam rangka menangani sampah minimal mulai dari pilah dan olah sampah dari rumah masing-masing. Tambah Firmansyah


Dalam waktu yang bersamaan Direktur Bank Sampah Bintang Sejahtera NTB memaparkan tetang pilah dan olah sampah itu harus di mulai dari diri sendiri, terlalu jauh kita berbicara tentang teknologi, alat-alat canggih pengolah sampah dan lain sebagainya tapi pikirkanlah berapa banyak sampah yang engkau hasilkan tiap harinya dan bagaimana mengubah sampah itu menjadi emas.


Di lingkungan Pondok pesantren ini perlu membangung kesadaran terhadap santri dan santriwati, ustadz dan ustadzah tentang pentingnya Pilah dan olah sampah. gerakan sedekah sampah juga bisa di mulai di lingkungan pesantren ini misalnya tiap hari santri dan santriwati mengumpulkan dan memilah sampah, plastik gelasan, botolan, kertas dan lain-lain. sampah yang sudah dipilah dan di kumpulkan tadi bisa kita sedekahkan kepada pemulung-pemulung. Satu sisi kita dapat pahala dan di sisi yang lain lingkungan pondok dan rumah kita juga bersih dan bebas sampah. 


Lembaga Pengembangan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (LPW- NTB) bekerjasama dengan Yayasan Pondok pesantren Al-Istiqomah menggelar acara Workshop dan pelatihan  Literasi Zero Waste dengan tema mengelola sampah di masa covid-19 untuk mewujudkan NTB Gemilang. Acara ini di hadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Pimpinan Pondok Pesantren, Direktur LPW NTB dan ikuti oleh seluruh santri  dan santriwati lingkungan Pondok Pesantren Al-Istiqomah NW Dasan Poto dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.


Dalam sambutannya TGH. Lalu Ahmad Yani menerangkan bahwa jauh sebelum keluarnya Undang-undang dan peraturan tentang pengelolaan Sampah, Nabi Muhammad SAW sudah mengajarkan kepada umatnya tentang pentingnya menjaga kebersihan, sebab kebersihan adalah sebagian dari iman.


lingkungan pondok pesantren dalam pandangan mainstream, pondok itu kumuh, terbelakang dan lain sebagainya, maka lewat kegiatan workshop dan pelatihan literasi Zero waste ini kami akan buktikan bahwa Ponpes itu bersih, sehat dan modern. Tutup pengasuh Ponpes Al-Istiqomah NW Dasan Poto


Pemda Provinsi NTB melalui Bappeda telah meluncurkann program Zero Waste pada Januari tahun 2019. Gubernur NTB, beberapa kesempatan menyampaikan pentingnya “Zero Waste”. Pemerintah Provinsi NTB juga terus mendorong seluruh Kab/Kota berkomitmen terhadap “Zero Waste”, melakukan sosialisasi kepada elemen masyarakat. selain itu, langkah lebih lanjut Pemerintah Provinsi NTB, juga mendorong Pemda Kab/Kota dan Pemerintah Desa, sekolah-sekolah dan Pondok Pesantren untuk membentuk bank sampah.


Pemerintah Provinsi NTB memiliki target bebas sampah tahun 2023, upaya realisasi dari tahun 2018 sampai tahun 2019 diantaranya alokasi anggaran untuk bank sampah sekaligus pemberian sosialisasi, pelatihan, bimbingan maupun pendampingan bank sampah melalui skema kemitraan.


Terhitung sekitar penghujung tahun 2018 sampai dengan Agustus 2019 dilaksanakan diantaranya komitmen RAD SDGs, kampanye “zero waste”, pembentukan Satgas Zero Waste, dan 16 Agustus 2019 diluncurkan Sekolah Lingkungan Sampah Nihil (Lisan). Di samping itu, mendorong Pemda Kab/Kota sampai dengan Pemdes untuk membentuk bank sampah. Kemudian, tertanggal 5 Juli 2019, instrumen hukum Peraturan Daerah disahkan melalui Perda No. 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah.


*Taroa-01

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kreatif, Literasi Zero Waste Ubah Sampah Jadi Emas

Terkini

Topik Populer

Iklan