Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE. |
Kota Bima,Taroainfo.com.- Kelangkaan oksigen secara nasional akhirnya berdampak pada minimnya stok di Kota Bima dan sekitarnya. Isi ulang tabung berkode senyawa O2 tersebut disinyalir mengalami kelangkaan akibat dari meningkatknya jumlah warga yang terpapar pendemi covid-19 maupun penyakit lain.
Sementara untuk Penyebabnya beragam, mulai permasalahan stok distributor dan agen hingga terlambatnya pasokan dari pabrik maupun suplayer diluar daerah. Kerana permintaan oksigen mengalami kenaikan signifikan, dan tidak diimbangi oleh penambahan stok dari distributor dalam hal ini CV. Ulet Jaya, maka Kelangkaan tidak dapat dihindarkan.
Diluar daerahpun permasalahan oksigen merupakan salah satu topik hangat yang diperbincangkan saat ini. Jubir Kementrian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa kebutuhan oksigen medis diindonesia saat ini melonjak di angka 2.400 sampai 3.000 ton per hari sementara kapasitas industri kita hanya 1.200 ton per hari.
"Kebutuhan tiap daerah naik dan secara nasional terkalkulasi melonjak menjadi 2.400 sampai 3.000 ton per hari, sementara kemampuan industri kita hanya 1.200,"Ungkapnya, sebagaimana dikutip dari madambojo.com, Kamis (29/7/21).
Sedangkan di Kota Bima sendiri permasalahan oksigen mulai dibicarakan sekitar minggu lalu. Data yang dihimpun madambojo.com mengkofirmasi angka penggunaan oksigen medis sebanyak 1.400 hingga bulan juli ini (penggunaan tertinggi dalam setahun). Artinya sejak warga banyak yang terpapar corona, maka stok oksigen semakin menipis. Satgas Covid-19 sendiri telah meliris data sebanyak 216 warga tengah diisolasi akibat terpapar pendemi dunia tersebut.
Seperti yang pernah dirilis media ini, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE sendiri telah menempuh langkah strategis dan terukur untuk menekan masalah kelangkaan oksigen medis tersebut. Diantaranya, melakukan penambahan stok di RSUD dengan membeli dari sekitar Kota Bima, yaitu dari Kabupaten Bima dan Dompu.
Langkah lainya adalah melakukan koordinasi rutin dengan Pemerintah pusat terkait penambahan alokasi oksigen medis. Walikota Bima juga berulang kali mengultimatum jajaran terkait agar tetap 'stanby' dan fokus untuk menangani masalah ini.
"Demi keselamatan rakyat banyak, saya akan berusaha semaksimal mungkin menambah alokasi oksigen medis" Ujar orang nomor satu di Kota Bima ini pada wartawan.
Istri Walikota Hj. Ellya pun turut membantu penyediaan oksigen tersebut dengan menggunakan anggaran pribadi.
Untuk wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat sendiri stok oksigen telah menipis. Melansir dari ANTARA, Kadis Dikes Provinsi NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri menegaskan bahwa stok mulai menipis sejak lonjakan angka warga yang terpapar Covid.
"Kita mulai waspada terhadap stok oksigen ini,"ujarnya.
*TAROA-01*