TAROAINFO.com, Bima. -Sungguh naas peristiwa yang dialami oleh seorang wartawan di Bima, saat melakukan peliputan diareal Galian C di watasan Desa Sie, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (5/1/2022) pagi.
Wartawan www.RealNews.id yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I Media Independen Online (MIO- Indonesia) Kab Bima Zainal Arifin itu dianiaya oleh terduga pelaku berinisial Shd (50) alamat Desa Simpasai.
"Ya, saya dianiaya saat mewawancarai pemilik lahan galian c di lokasi tersebut,"kata Zainul kepada sejumlah media member of MIO Kab Bima usai pengaduan kasus tersebut.
Sesuai aduan korban, Kapolsek Monta Takim menyampaikan bahwa, korban usai melakukan wawancara dengan pemilik lahan galian c, korban pun sudah mau meninggalkan tempat kejadian, namun dengan tiba tiba pelaku datang menyampaikan di depan Supir Dumtruck bahwa, "Angkut yang kering saja" pun korban sambil guyonan sama beliau menjawab, " Yang basah juga boleh kok".
Tidak lama usai menjawab guyonan itu, dengan sigap terduga pelaku mendatangi korban yang sedang menghidupkan sepeda motor dengan jarak antara pelaku dan korban sekitar 2 meter, terduga pelaku pun sambil berlari mendatangi korban langsung melayangkan pukulan di bagian muka korban hingga membuat bibir korban luka robek.
Tidak henti disitu, korban yang sudah kadung memakai helm, terduga pelaku masih terus memukul hingga korban jatuh di aspal, korban mendapat luka robek di bagian punggung, dan tergores di bagian jidat atas, serta gigi depan goyang dan rambut korban ikut jambang.
Beruntung kejadian saat itu dilerai para supir Dam truk dan supir Dum truck langsung membawa korban di Mako Polsek Monta dengan menggunakan kendaraan roda dua.
"Setiba di Mako Polsek Monta, saya diantar ke Puskesmas Monta untuk visum dan kasus ini sedang diproses lanjut pihak kepolisian,"pungkasnya.
Menanggapi insiden yang menimpa korban tersebut, Ketua Media Independen Online (MIO- Kab Bima Muhtar mengangkat bicara ke sejumlah media member of MIO baik di daerah kab/ kota maupun prov hingga pusat pada Kamis (6/1) dini hari.
Muhtar mengaku sangat menyayangkan tindakan kriminalitas yang dilakukan terduga pelaku Shd tersebut. Kendatipun aksi brutal terduga pelaku terhadap korban tidak lantaran karya jurnalistik, namun karena bertindak hakim sendiri adalah melanggar hukum dan wajib diusut tuntas hingga adanya kepastian hukum itu sendiri.
"Ya, saya sayangkan sekali. Kenapa? Ko lantaran hal sepele berujung main tangan. Ini negara hukum, punya normanya yang mesti dipatuhi. Jika korban ada kesalahan, kan masih bisa selesaikan secara arif dan tanpa kekerasan,"ungkap Muhtar.
Habe sapaan akrabnya itu menegaskan, terkait kasus tersebut sudah dilakukan koordinasi dengan pimpinan MIO prov dan pusat.
"Ya, kita kompak untuk mengawalnya. Kita serahkan proses hukum dan tetap berkoordinasi dengan jajaran Polsek, Polres, Polda, hingga Mabes,"tegas pria yang juga Pemimpin Redaksi Lintasrakyatntbnews.com itu.
Pria yang memiliki 50 wartawan dan Pemred Member Of MIO Kab Bima itu berharap, atas peristiwa tersebut hendak dijadikan pembelajaran berharga bagi semua pihak. Tidak hanya teman- teman dari kalangan MIO, juga kalangan lainnya.
"Kita sama- sama menjaga kondusifitas wilayah masing- masing. Jika ada masalah tidak dapat diselesaikan secara restorative justice, silakan tempuh saluran hukum, demi menghindari timbulnya masalah baru,"harap Habe.
Dia menambahkan, kepada pihak keluarga korban, mohon tetap bersikap kooperatif. Percayakan kerja Polri dan jangan bertindak yang dapat memicu konflik antar keluarga dan keluarga atau kelompok dan kelompok.
"Kita yakin saja kasus akan dituntaskan Polri. Sembari menunggu proses lanjut, kita mesti bersabar karena saling unjuk kekuatan fisik tidak akan menyelesaikan masalah dan justru memperpanjang masalah," pungkas Habe.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polsek Monta dikonfirmasi via telepon belum menanggapinya.
*TAROA-02*